CARI PTK DISINI

Sabtu, 29 Oktober 2011

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEBAHASA JAWA SISWA MELALUI METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING). ( PTK 39 )

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEBAHASA JAWA SISWA MELALUI METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING). ( PTK 39 )

Manusia sepanjang hidupnya hampir tidak terlepas dari berkomunikasi. Dalam berkomunikasi, manusia memerlukan sarana dalam mengungkapkan ide, gagasan, maksud, isi pikiran, perasaan, dan sebagainya. Sarana utama dalam memenuhi keperluan-keperluan tersebut adalah bahasa. Tidak dapat dipungkiri bahwa bahasa merupakan alat komunikasi utama dalam berinteraksi.

Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa yang masih eksis sampai saat ini. Bahasa Jawa adalah budaya warisan luhur yang sudah berumur lebih dari 12 abad. Bahasa Jawa bukan hanya sebagai kebanggaan orang Jawa saja, tetapi juga merupakan kebanggaan bangsa Indonesia. Banyak sumbangsih bahasa Jawa dalam pembentukan nilai-nilai luhur budaya nasional.

Bahasa Jawa merupakan bahasa tertua di Indonesia. Pemakai bahasa Jawa meliputi keseluruhan Jawa Tengah, Jawa Timur (kecuali Madura), sebagian Jawa Barat, dan orang Jawa lainnya yang bermukim di luar pulau Jawa dan di luar negeri. Pengguna bahasa Jawa hingga saat ini diperkirakan berjumlah 60 juta orang.

Bahasa Jawa bukan semata-mata sebagai alat komunikasi saja, tetapi lebih dari itu. Dalam bahasa terkandung nilai-nilai budaya yang tinggi. Salah satu nilai dalam bahasa adalah nilai kesantunan. Dalam nilai kesantunan berbahasa akan mercerminkan bagaimana pribadi seseorang dengan mampu menempatkan lawan bicaranya pada posisi yang layak. Yang muda akan berbahasa santun pada yang lebih tua, yang berpangkat akan berbicara santun pada bawahannya, sehingga kesenjangan berkomunikasi dapat diminimalkan.

Penggunaan bahasa Jawa di kalangan pelajar di Jawa Timur kawasan timur dan daerah tapal kuda saat ini banyak yang kurang memperhatikan unggah ungguh. Mereka berbicara dengan rekan seusianya maupun kepada yang lebih tua umurnya tidak membedakan, yaitu penggunaan ragam ngoko. Siswa juga banyak menggunakan beberapa kata yang dianggap tabu, misalkan mengumpat, menghina, dan lainnya. Bahasa Jawa digunakan untuk komunikasi semata, dan banyak menghilangkan nilai-nilai kesantunan yang ada.

Beberapa hal yang menjadi penyebab menurunnya kemampuan micara Jawa siswa, antara lain; (1) pengaruh arus modernisasi; (2) tuntutan penggunaan bahasa nasional maupun bahasa internasional; (3) lingkungan pergaulan siswa baik dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat kurang mendukung; (4) pembelajaran bahasa di sekolah yang belum maksimal.

Salah satu bukti adalah kemampuan berbahasa Jawa di kalangan siswa-siswa SMP Negeri 1 Lamongan. Sebagaian besar siswa mendapatkan nilai yang kurang memuaskan dalam aspek kemampuan berbicara/micara Jawa. 75% siswa belum mampu berbicara Jawa sesuai dengan standar ketuntasan belajar. Siswa mengalami kesulitan dalam menerapkan unggah-ungguh bahasa Jawa secara tepat baik kepada orang yang lebih tua maupun kepada rekan sejawatnya.

Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan berbahasa Jawa siswa, terutama dalam pembelajaran bahasa Jawa di SMP Negeri 1 Lamongan, salah satunya adalah meningkatkan kemampuan bebahasa Jawa siswa melalui metode bermain peran (role playing).

Pemilihan metode bermain peran dalam peningkatan kemampuan berbahasa Jawa karena kecenderungan siswa masih terpola untuk bermain. Siswa lebih cepat memahami suatu materi dengan cara permainan dari pada penjelasan oleh guru. Sehingga dengan metode bermain peran, sangat membantu siswa dalam belajar. Beberapa alasan penggunaan metode pembelajaran bermain peran dalam penelitian tindakan kelas ini, diantaranya: (1) metode bermain peran adalah cara pembelajaran dengan permainan yang efektif, (2) meningkatkan kemampuan kerja sama dengan kelompok, (3) diharapkan dengan metode ini minat dalam belajar juga akan meningkat

DOWNLOAD FILE LENGKAP PTK


0 komentar:

Posting Komentar