Penggunaan Metode Diskusi Panel Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas 7b SMP Negeri
Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru kelas 7B SMP ----------- dalam mengajarkan PKn menggunakan metode ceramah, sehingga
siswa menjadi pasif, tidak kreatif, dan ramai sendiri. Hal ini
mengakibatkan hasil belajar siswa banyak yang belum mencapai KKM ≥ 75
rata-rata masih rendah (72,5). Dari data hasil pra siklus siswa yang
belum mencapai KKM ≥ 75 sebanyak 17 siswa (56,5%), sedangkan siswa yang
sudah mencapai KKM ≥ 75 sebanyak 13 siswa (43,5%). Berdasarkan hasil
belajar pada pra siklus yang masih rendah tersebut maka dilakukan
tindakan perbaikan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “apakah penggunaan metode diskusi
panel dapat meningkatkan hasil belajar PKn pada siswa kelas VII B
Semester 1 SMP Negeri -----------?”.
Dengan menggunakan metode diskusi panel dalam pembelajaran PKn untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini analisis data
menggunakan teknik deskriptif kualitatif dan kuantitatif yaitu data-data
yang terkumpul dalam penelitian
dianalilis dan disajikan dalam bentuk angka-angka (persentase) dan
didiskripsikan secara kualitatif. Disamping itu peneliti juga
membandingkan hasil penelitian ini dengan penelitian yang relevan. PTK
ini berbentuk kolaboratif, karena melibatkan guru kelas PKn dan
peneliti. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan melalui 2
siklus. Tiap siklus dilakukan 2 kali pertemuan (2 x 40 menit).
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar PKn Siswa
Kelas 7B Semester 1 SMP ---------. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah
terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar pada tiap siklus. Pada
tahap pra siklus sebanyak 43,5% (13 siswa ) yang tuntas, pada siklus I
ketuntasan hasil belajar siswa meningkat menjadi 63,5% (19 siswa),
setelah dilakukan perbaikan melalui metode diskusi panel. Siklus II
dilakukan tindakan lanjutan dan hasil belajar siswa meningkat kembali
menjadi 93,5% (28 siswa) yang telah tuntas dalam belajarnya. Dengan
demikian dapat dismpulkan bahwa pembelajaran menggunakan metode diskusi
panel dapat meningkatkan hasil belajar PKn Siswa Kelas 7B SMP Negeri 1 -------------.
Berdasarkan penelitian hasil ini maka guru PKn dapat menggunakan metode
diskusi panel untuk materi PKn yang lain untuk meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa.
Senin, 16 November 2015
Penggunaan Metode Diskusi Panel Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas 7b SMP Negeri
Label:
PTK SMP
Penggunaan Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) untuk Meningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar pada Materi Memahami Siklus Akuntansi
Penggunaan Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) untuk
Meningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar pada Materi Memahami Siklus
Akuntansi
enis penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus, setiap siklus terdiri dari 3 pertemuan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas XI IPS-2 _________ materi memahami siklus akuntansi perusahaan jasa dengan penerapan TGT (Teams games tournaments). Indikator keberhasilan yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas XI IPS-2 SMA_______Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 materi memahami siklus akuntansi perusahaan jasa dengan penerapan TGT (Teams games tournaments). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS-2 SMA _________yang berjumlah 35 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu pengambilan angket keaaktifan dan tanggapan, serta pengambilan pretest dan posttest. Hasil dari siklus I ialah meningkatnya keaktifan belajar siswa, dimana yang berkategori kurang aktif menjadi 8 atau 23% siswa, siswa yang aktif menjadi 16 atau 46% siswa, sedangkan siswa yang sangat aktif ada 11 atau 31% siswa. Pada siklus II terjadi perubahan bahwa ada 0% siswa yang kurang aktif, siswa aktif ada 15 atau 57% siswa, sedangkan siswa yang sangat aktif ada 20 atau 43% siswa. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatanya itu pada siklus I terdapat 60% siswa dikategorikan tuntas dan 40% siswa dikategorikan tidak tuntas. Pada siklus II terdapat 91% siswa dikategorikan tuntas dan 9% siswa dikategorikan tidak tuntas. Hal ini berarti terdapatpeningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas XI IPS-2 SMA Negeri _______ dengan menggunakan model pembelajaran TGT (teams games tournaments) pada materi memahami siklusakuntansi perusahaan dan jasa.
enis penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus, setiap siklus terdiri dari 3 pertemuan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas XI IPS-2 _________ materi memahami siklus akuntansi perusahaan jasa dengan penerapan TGT (Teams games tournaments). Indikator keberhasilan yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas XI IPS-2 SMA_______Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 materi memahami siklus akuntansi perusahaan jasa dengan penerapan TGT (Teams games tournaments). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS-2 SMA _________yang berjumlah 35 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu pengambilan angket keaaktifan dan tanggapan, serta pengambilan pretest dan posttest. Hasil dari siklus I ialah meningkatnya keaktifan belajar siswa, dimana yang berkategori kurang aktif menjadi 8 atau 23% siswa, siswa yang aktif menjadi 16 atau 46% siswa, sedangkan siswa yang sangat aktif ada 11 atau 31% siswa. Pada siklus II terjadi perubahan bahwa ada 0% siswa yang kurang aktif, siswa aktif ada 15 atau 57% siswa, sedangkan siswa yang sangat aktif ada 20 atau 43% siswa. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatanya itu pada siklus I terdapat 60% siswa dikategorikan tuntas dan 40% siswa dikategorikan tidak tuntas. Pada siklus II terdapat 91% siswa dikategorikan tuntas dan 9% siswa dikategorikan tidak tuntas. Hal ini berarti terdapatpeningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas XI IPS-2 SMA Negeri _______ dengan menggunakan model pembelajaran TGT (teams games tournaments) pada materi memahami siklusakuntansi perusahaan dan jasa.
Label:
PTK SMA
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Media Physics Hearts Card pada Materi Momentum dan Impuls
Dalam kegiatan belajar mengajar, penggunaan metode ceramah di
sekolah-sekolah saat ini masih mendominasi. Selain itu penerapan sistem
rangking yang masih diterapkan disekolah memunculkan sikap individual
dan kompetisi negatif diantara siswa tanpa adanya kerja sama. Mengingat
pentingnya sikap kerja sama, menciptakan pembelajaran kreatif dan
menyengankan maka dibutuhkan metode pembelajaran yang mencangkup hal
tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi hal tersebut yaitu
dengan menerapan Pembelajaran Kooperatif tipe TGT dengan media physics
hearts card untuk meningkatkan kerjasama dan hasil belajar siswa dengan
mengembangkan permainan physics hearts card pada bagian konsolidasi.
Metode penelitian yang dipakai adalah PTK. Sampel yang digunakan siswa
SMA kelas XI, dengan materi momentum dan impuls. Penelitian ini diawali
dengan pembelajaran sesuai RPP kemudian pada tahap konsolidasi siswa
melakukan tournament menggunakan permainan physics hearts card. Dalam
permainan semua siswa berpasangan mengerjakan soal dengan berdiskusi
antar pasangana dan berdiskusi dengan pasangan lain saat membacakan
jawabannya dalam satu tim. Pada akhir pembelajaran guru memberika tes
evaluasi kepada semua siswa untuk mengetahui hasil belajar siswa dan
kuisioner untuk mengetahui tanggapan siswa tentang metode pembelajaran
yang diberikan. Hasil penelitian didapatkan 94 % siswa mendapat nilai =
7 untuk tes. Selain itu pada aspek afektif kelas mencapai batas
kriteria yang ditentukan yaitu 70% siswa melakukan kegiatan kerjasama
dengan baik.
Label:
PTK SMA
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside Outside Circle Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa pada Materi Bilangan Bulat Kelas VII SMP
Latar belakang penelitian ini adalah (1) hasil belajar matematika siswa
kelas VII rendah, (2) proses belajar mengajar tidak menggunakan model
pembelajaran. Memecahkan permasalahan tersebut maka peneliti menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle. Jenis
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model PTK yang
digunakan adalah model kemis dengan dilakukan dalam 2 siklus
masing-masing 3 pertemuan dari 3 tahap yaitu, perencanaan, pelaksanaan
dan observasi, refleksi. Variabel penelitian ini adalah model
pembelajaran kooperatif tipe IOC (variabel bebas), hasil belajar
matematika(variabel terikat). Subjek penelitian adalah siswa kelas VII
SMP N 1 Bringin sebanyak 32 siswa. Teknik pengumpulan data dengan tes
dan non tes (observasi). Instrumen yang digunakan adalah observasi dan
tes. Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif kompratif yaitu
hasil tes antara siklus meliputi perbandingan prasiklus, siklus 1 dan
siklus 2. Hasil penelitian menujukan bahwa penerapan model kooperatif
tipe IOC dapat meningkatkan hasil belajar matematika yaitu ditunjukan
dari ketuntasan 53% meningkat pada siklus 1 menjadi 75% dan pada siklus 2
meningkat lagi menjadi 91%. Hasil ini terjadi karena proses
pembelajaran lebih aktif dan dapat percaya diri mengungkapkan
pendapatnya sendiri.
Label:
PTK SMP
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Neger
enis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan subyek siswa
kelas VIII C dengan jumlah siswa 36. Penelitian ini dilaksanakan
dengan dua siklus, dengan tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Berdasarkan hasil
penelitian tindakan kelas dengan penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Rotating Trio Exchange dapat meningkatkan minat dan hasil belajar
siswa. Minat belajar mengalami peningkatan pada pra siklus, siklus1, dan
siklus2. Terdapat 19,44% dengan kriteria kurang baik, 72,22%kriteria
baik serta 8,33% sangat baik. Pembelajaran Siklus 1 yang dilaksanakan
dengan mengunakan model Rotating Trio Exchange dapat dikatehui minat
belajar siswa 13,89% dengan kriteria kurang baik, 69,44% baik serta
16,67% sangat baik. Berdasarkan data siklus1 maka dapat dilaksanakan ke
tahap siklus2, diperoleh data minat belajar yaitu 11% dengan kriteria
kurang baik, 75% baik serta 14% sangat baik. Hasil belajar mengalami
peningkatan dengan kentuntasan klasikal yaitu 42% pra siklus, dan 67%
siklus 1 pada Siklus 2 mengalami peningkatan ketuntasan 92%. Berdasarkan
data tersebut dapat diketahui siklus 2 mengalami peningkatan
dibandingkan dengan siklus1, maka dapat di ambil kesimpulan bahwa minat
dan hasil belajar meningkat dengan model pembelajaran Rotating Trio
Exchange. Bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan model ini untuk
meningkatkan minat dan hasil belajar pada mata pelajaran lain, hal ini
untuk membuktikan model Rotating Trio Exchange tidak hanya bisa
digunakan dalam mata pelajaran matematika saja tetapi pada semua mata
pelajaran.
Label:
PTK SMP
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas 7D SMP Negeri
enis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jenis
penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini dilakukan oleh guru
bekerjasama dengan peneliti (kolaborasi). Teknik pengumpulan data
menggunakan tes. Adapun teknik analisis penerapan model pembelajaran
kancing gemerincing dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif, untuk
membandingkan pencapaian hasil belajar mulai dari pra siklus, siklus I ,
dan siklus II digunakan teknik analisis deskriptif komparatif.
Penelitian ini terdiri atas 2 siklus setiap siklusnya terdiri dari dua
kali pertemuan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 7d SMP Negeri
1 Bancak yang berjumlah 29 siswa Pembelajaran dengan model kooperatif
tipe kancing gemerincing dapat meningkatkan hasil belajar PKn SMP Negeri kelas 7d semester 2 tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini
dibuktikan dengan peningkatan hasil pada setiap siklus. Sebelum
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing atau
pra siklus hanya 14 siswa dari 29 siswa yang tuntas atau 48,28%.
Rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 62,9 dari nilai KKM = 70. pada
siklus I menunjukan 62,07 % atau 18 siswa mendapat nilai diatas KKM =70
dan 37,93% atau 11 siswa mendapat nilai dibawah KKM = 70. Nilai
rata-rata siswa 71,38, pada siklus II menunjukan 82,76 % atau 24 siswa
mendapat nilai diatas KKM =70 dan 17,24% atau 5 siswa mendapat nilai
dibawah KKM = 70 dan nilai rata-rata siswa 77,55. Hasil penelitian
menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar sebesar 82,76% Jadi
penelitian ini dikatakan berhasil karena telah mencapai indikator
keberhasilan 80%. Saran dalam penelitian ini diharapkan guru dapat
menggunakan model pembelajaran kancing gemerincing untuk meningkatkan
hasil belajar PKn dan menambah wawasan dan penguasaan guru terhadap
model pembelajaran kooperatif.
Label:
PTK SMP
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Divisions untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA bagi Siswa Kelas IV SDN
Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa
kelas IV SDN Pati Lor 05 pada mata pelajaran IPA pada kompetensi
dasar mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud benda menunjukkan hasil
yang kurang optimal. Dari 29 siswa yang mencapai nilai ketuntasan
minimal (KKM= 80) baru 13 siswa atau sebesar 44,83% sedangkan siswa
yang belum mencapai nilai ketuntasan berjumlah 16 siswa atau sebesar
55,17%. Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk menjawab
permasalahan di atas adalah dengan penerapan model pembelajaran
kooperatif STAD (Student Teams Achievement Divisions) dalam
pembelajaran IPA. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement
Divisions) pada siswa kelas IV SDN Pati Lor 05 Semester I Tahun
Pelajaran 2013/2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas. Subyek yang diteliti adalah siswa kelas IV SDN Pati Lor 05
sebanyak 29 siswa. Rencana tindakan yang penulis rencanakan untuk
mengatasi masalah ketidaktuntasan nilai siswa pada mata pelajaran IPA
adalah dengan melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan dua siklus,
yaitu: siklus Idan siklus II. Hasil analisis data penelitian
menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar IPA dengan menerapkan
model kooperatif STAD (Student Team Achievement Divisions). Hal ini
terlihat pada peningkatan: (1) ketuntasan belajar;pra siklus sebesar
44,83%, siklus I sebesar 72,41 %, dan siklus II sebesar 89,66%. (2)
Rata-rata kelas;pra siklus sebesar 70,52,siklus I sebesar 79,31, dan
siklus II sebesar 89,66. (3) Skor minimal; pra siklus 40, siklus I
50, dan siklus II 60. (4) skor maksimal;pra siklus 90, siklus I 100,
dan siklus II 100. (4) Aktivitas siswa dalam pembelajaran mengalami
peningkatan. Siswa akan menjadi lebih aktif, inisiatif, kosentrasi serta
menumbuhkan kerjasama antar siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif STAD (Student Team
Achievement Divisions) dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pada
siswa kelas IV SDN
Label:
PTK IPA SD
Penerapan Model Pembelajaran Course Review Horey untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 3 SDN
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model PTK
yang digunakan adalah model spiral dari Kemmis dan Mc Taggart yang
dilaksanakan dalam 2 siklus, yang terdiri dari perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan dan pengamatan, serta refleksi. Variabel penelitian
ini menggunakan dua variable yaitu model pembelajaran GI dan hasil
belajar matematika. Teknik pengumpulan data menggunakan non tes dan tes.
Adapun instrumen penelitiannya dengan lembar pengamatan unjuk kerja
siswa dan guru serta butir soal tes. Teknik analisis yang digunakan
adalah analisis deskriptif komparatif yaitu perbandingan antar siklus
dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi, diagram lingkaran dan
perhitungan persentase. Dari hasil penelitian ini menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas 3 SDN Winong 01
Semester 1 Tahun 2013-2014 dengan kompetensi dasar menentukan letak
bilangan pada garis bilangan dan melakukan penjumlahan pengurangan tiga
angka setelah menggunakan model pembelajaran CRH. Skor maksimal pada
prasiklus yaitu 90, siklus I 100 dan siklus II 100. Skor minimal dari
pra siklus yaitu 30, siklus I 50 dan siklus II sebesar 50. Skor
rata-rata mengalami kenaikan pra siklus sebesar 62, siklus I sebesar
78 dan siklus II sebesar 85. Pembelajaran peningkatan hasil belajar
dari pra siklus 37%, siklus I sebesar 77%, siklus II sebesar 94%. Jadi
peningkatan hasil belajar yang diperoleh 90% melebihi indikator kata
keberhasilan yang ditetapkan sebesar 80%. Dengan demikian PTK yang
dilaksanakan telah berhasil. Mendasarkan pada hasil penelitian, maka
disarankan bahwa guru agar menggunakan model pembelajaran CRH dalam
pembelajaran matematika SD untuk KD menentukan letak bilangan pada garis
bilangan dan melakukan penjumlahan pengurangan tiga angka agar terjadi
perbaikan pembelajaran serta meningkatkan hasil belajar matematika
siswa.
Label:
PTK MATEMATIKA SD
Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas 5 SDN
Latar belakang penelitian ini adalah perolehan ketuntasan siswa
hanya 33 % yang masih jauh dari KKM yang telah ditetapkan. Padahal
KKM dari materi Cara Makhluk Hidup Menyesuaikan Diri dengan
Lingkungannya adalah 72.Menurut hasil pengamatan peneliti, rendahnya
kemampuan itu di sebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : (1)
pembelajaran masih didominasi oleh siswa yang pandai, (2) aktifitas
siswa dalam pembelajaran masih kurang, (3) belum maksimalnya
penerapan model pembelajaran. Adapun tujuan penelitian ini adalah
meningkatkan hasil belajar IPA tentang Cara Makhluk Hidup
Menyesuaikan Diri dengan Lingkungannya melalui model Contextual
Teaching and Learning dengan kelompok belajar yang heterogin.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui dua siklus dan
tiap-tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan
tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan tindakan, dan refleksi
hasil pengamatan. Selain hasil pengamatan data yang diperoleh juga
berasal dari nilai hasil tes pada kondisi pra siklus, siklus 1,
dan siklus 2. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis
deskripsi komparatif yaitu membandingkan ketuntasan kondisi pra
siklus ( tuntas 33 %), siklus 1 ( tuntas 61 % ), siklus 2 ( tuntas 83 %
)Berdasarkan tindakan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa Model
Pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan kelompok
belajar yang heterogen dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa
kelas 5 SDN Klakahkasihan 01 Kecamatan Gembong Kabupaten Pati.Hasil
observasi dari yang dilakukan teman sejawat menunjukkan penerapan
model Contextual Teaching and Learning meningkatkan aktifitas siswa
dalam mengikuti pembelajaran. Kenyataan ini dibuktikan dengan
rata-rata hasil tes yang meningkat.Implikasi dari penggunaan model
Contextual Teaching and Learning aktifitas siswa dan hasil belajar
IPA siswa kelas 5 meningkat. Oleh karena itu model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning dengan kelompok belajar yang
heterogin dapat digunakan guru dalam pembelajaran.
Label:
PTK IPA SD
Penerapan Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Mata Pelajaran Ekonomi Kompetensi Dasar Mengenal Jenis Produk dalam Bursa Efek untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri
Timbal balik antara siswa dan guru sangat diperlukan dalam proses
pembelajaran di kelas. Hal tersebut dapat dicapai dengan penerapan
metode yang tepat pada setiap pembelajaran, sehingga dapat menarik minat
siswa untuk memberikan respon yang positif terhadap pelajaran.
Kenyataan yang ada di lapangan, guru masih menggunakan metode ceramah
sehingga kegiatan pembelajaran cenderung didominasi oleh guru, sedangkan
minat dan aktivitas siswa di kelas rendah. Hal tersebut berdampak juga
terhadap hasil belajar siswa yang rendah dan dibawah KKM. Permasalahan
dalam penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan metode
pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) model kooperatif
tipe two stay two stray (TSTS) pada kompetensi mengenal jenis produk
dalam bursa efek dapat meningkatkan aktivitas dan belajar siswa kelas XI
IPS 2 SMA Negeri. Keberhasilan proses pembelajaran
dinyatakan berhasil bila rata-rata aktivitas belajar siswa sudah
mencapai skor lebih dari atau sama dengan 80%. Ketuntasan hasil belajar
siswa minimal 80% dari keseluruhan siswa yang mengikuti tes yang telah
mendapat nilai minimal 71. Penelitian ini menggunakan desain penelitian
tindakan kelas. Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Tiap siklus
terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data
peneliti diperoleh dari instrumen tes dan non tes. Instrumen tes berupa
soal kuis diakhir siklus I dan siklus II, sedangkan instrumen non tes
berupa lembar observasi dan angket. Metode yang digunakan adalah metode
deskriptif. Hasil keberhasilan proses pada penelitian tindakan kelas ini
adalah aktivitas siswa yang mengalami peningkatan dari siklus I sebesar
72,29% menjadi 90,57% pada siklus II, sedangkan rata-rata ketuntasan
belajar pada siklus I sebesar 72,5%, pada siklus II meningkat menjadi
87,5%. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan
metode pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) model
pengajaran kooperatif tipe two stay two stray (TSTS) pada kompetensi
dasar mengenal jenis produk dalam bursa efek dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1
Label:
PTK SMA
Meningkatkan Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan 1-10 Melalui Media Permainan Lotto Angka pada Siswa di TK A
Penelitian Ini Dilakukan Dengan Metode Dokumentasi, Observasi Dan
Wawancara Untuk Mengumpulkan Data Mengenal Lambang Bilangan Anak Dalam
Proses Pembelajaran Di Kelas. Hasil Penelitian Menunjukkan Adanya
Peningkatan Mengenal Lambang Bilangan Anak. Pada Siklus I Anak Yang
Sudah Mendapatkan Kategori Berkembang Sesuai Harapan (Bsh) Sebanyak 7
Anak (50%) Dan Meningkat Pada Siklus Ii Sebanyak 12 Anak (85,72%)
Sehingga Penelitian Ini Dapat Dikatakan Berhasil, Terbukti Pada Siklus
Ii Mencapai 85,72% ˃ 80% Dari Indikator Keberhasilan. Hal Ini
Menunjukkan Bahwa Permainan Papan Lotto Angka Terbukti Dapat
Meningkatkan Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan 1-10 Anak Di Kelompok A
Label:
PTK TK
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok IPS Tentang Peninggalan Hindu di Indonesia Melalui Metode Tanya Jawab Kelas V Semester I Tahun
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok IPS Tentang Peninggalan Hindu di Indonesia Melalui Metode Tanya Jawab Kelas V Semester I Tahun
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping (Peta Pikiran) pada Pelajaran PKn Siswa Kelas XI TKR
Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil
belajar siswa kelas XI SMK T&I Kristen Salatiga pada mata pelajaran
PKn. Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru kurang menarik bagi siswa. Dalam pembelajaran guru
hanya menggunakan metode ceramah dan proses pembelajaran yang
berlangsung di kelas hanya diarahkan pada kemampuan siswa untuk
menghafal informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang
diperoleh. Dalam hal ini guru yang mendominasi kegiatan pembelajaran
sedangkan siswanya pasif hanya duduk, diam dan mendengarkan penjelasan
guru, sehingga siswa merasa jenuh dan bosan yang pada akhirnya tidak
memperhatikan penjelasan guru serta siswa tidak dapat menjawab
pertanyaan dari guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
peningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta
Pikiran) pada siswa kelas XI SMK T&I Kristen Salatiga Semester II
Tahun Pelajaran 2013/2014. Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian tindakan kelas, terdiri dari dua siklus. Teknik mengumpulan
data menggunakan tes dan observasi. Subjek penelitian ini adalah siswa
kelas XI TKR SMK T&I Kristen Salatiga yang berjumlah 34 siswa
laki-laki. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini yaitu 80% tuntas
dan nilai rata-rata kelas lebih besar dari KKM yang telah ditentukan
oleh sekolah yaitu 72. Hasil penelitian menunjukan pada prasiklus hanya
20 (58,82%) siswa dari 34 siswa yang tuntas. Rata rata nilai yang
diperoleh siswa yaitu 68,58 dari nilai KKM 72. Pada siklus I dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta
Pikiran) terjadi peningkatan sebanyak 26 siswa (76,4%) yang mendapatkan
nilai diatas KKM 72 dan 8 siswa (23,5%) mendapat nilai dibawah KKM 72.
Nilai rata-rata siswa 70,5, dan pada siklus II menunjukan (91,1%) atau
31 siswa mendapat nilai diatas KKM 72 dan 8,9% atau 3 siswa mendapat
nilai dibawah KKM 72 dan nilai rata-rata siswa 76. Menunjukan bahwa
penelitian telah berhasil, dibuktikan dengan indikator pencapaian yang
diharapkan oleh peneliti yaitu sebanyak 80% siswa tuntas dan rata-rata
kelas lebih besar dari KKM 72. Disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran) dapat meningkatkan hasil
belajar PKn
Label:
PTK SMK