CARI PTK DISINI

Senin, 16 November 2015

Penggunaan Metode Diskusi Panel Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas 7b SMP Negeri

Penggunaan Metode Diskusi Panel Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas 7b SMP Negeri

Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru kelas 7B SMP ----------- dalam mengajarkan PKn menggunakan metode ceramah, sehingga siswa menjadi pasif, tidak kreatif, dan ramai sendiri. Hal ini mengakibatkan hasil belajar siswa banyak yang belum mencapai KKM ≥ 75 rata-rata masih rendah (72,5). Dari data hasil pra siklus siswa yang belum mencapai KKM ≥ 75 sebanyak 17 siswa (56,5%), sedangkan siswa yang sudah mencapai KKM ≥ 75 sebanyak 13 siswa (43,5%). Berdasarkan hasil belajar pada pra siklus yang masih rendah tersebut maka dilakukan tindakan perbaikan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah penggunaan metode diskusi panel dapat meningkatkan hasil belajar PKn pada siswa kelas VII B Semester 1 SMP Negeri -----------?”. Dengan menggunakan metode diskusi panel dalam pembelajaran PKn untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini analisis data menggunakan teknik deskriptif kualitatif dan kuantitatif yaitu data-data yang terkumpul dalam penelitian dianalilis dan disajikan dalam bentuk angka-angka (persentase) dan didiskripsikan secara kualitatif. Disamping itu peneliti juga membandingkan hasil penelitian ini dengan penelitian yang relevan. PTK ini berbentuk kolaboratif, karena melibatkan guru kelas PKn dan peneliti. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan melalui 2 siklus. Tiap siklus dilakukan 2 kali pertemuan (2 x 40 menit). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar PKn Siswa Kelas 7B Semester 1 SMP ---------. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar pada tiap siklus. Pada tahap pra siklus sebanyak 43,5% (13 siswa ) yang tuntas, pada siklus I ketuntasan hasil belajar siswa meningkat menjadi 63,5% (19 siswa), setelah dilakukan perbaikan melalui metode diskusi panel. Siklus II dilakukan tindakan lanjutan dan hasil belajar siswa meningkat kembali menjadi 93,5% (28 siswa) yang telah tuntas dalam belajarnya. Dengan demikian dapat dismpulkan bahwa pembelajaran menggunakan metode diskusi panel dapat meningkatkan hasil belajar PKn Siswa Kelas 7B SMP Negeri 1 -------------. Berdasarkan penelitian hasil ini maka guru PKn dapat menggunakan metode diskusi panel untuk materi PKn yang lain untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Penggunaan Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) untuk Meningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar pada Materi Memahami Siklus Akuntansi

Penggunaan Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) untuk Meningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar pada Materi Memahami Siklus Akuntansi
enis penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus, setiap siklus terdiri dari 3 pertemuan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas XI IPS-2 _________ materi memahami siklus akuntansi perusahaan jasa dengan penerapan TGT (Teams games tournaments). Indikator keberhasilan yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas XI IPS-2 SMA_______Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 materi memahami siklus akuntansi perusahaan jasa dengan penerapan TGT (Teams games tournaments). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS-2 SMA _________yang berjumlah 35 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu pengambilan angket keaaktifan dan tanggapan, serta pengambilan pretest dan posttest. Hasil dari siklus I ialah meningkatnya keaktifan belajar siswa, dimana yang berkategori kurang aktif menjadi 8 atau 23% siswa, siswa yang aktif menjadi 16 atau 46% siswa, sedangkan siswa yang sangat aktif ada 11 atau 31% siswa. Pada siklus II terjadi perubahan bahwa ada 0% siswa yang kurang aktif, siswa aktif ada 15 atau 57% siswa, sedangkan siswa yang sangat aktif ada 20 atau 43% siswa. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatanya itu pada siklus I terdapat 60% siswa dikategorikan tuntas dan 40% siswa dikategorikan tidak tuntas. Pada siklus II terdapat 91% siswa dikategorikan tuntas dan 9% siswa dikategorikan tidak tuntas. Hal ini berarti terdapatpeningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas XI IPS-2 SMA Negeri _______ dengan menggunakan model pembelajaran TGT (teams games tournaments) pada materi memahami siklusakuntansi perusahaan dan jasa.

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Media Physics Hearts Card pada Materi Momentum dan Impuls

Dalam kegiatan belajar mengajar, penggunaan metode ceramah di sekolah-sekolah saat ini masih mendominasi. Selain itu penerapan sistem rangking yang masih diterapkan disekolah memunculkan sikap individual dan kompetisi negatif diantara siswa tanpa adanya kerja sama. Mengingat pentingnya sikap kerja sama, menciptakan pembelajaran kreatif dan menyengankan maka dibutuhkan metode pembelajaran yang mencangkup hal tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan menerapan Pembelajaran Kooperatif tipe TGT dengan media physics hearts card untuk meningkatkan kerjasama dan hasil belajar siswa dengan mengembangkan permainan physics hearts card pada bagian konsolidasi. Metode penelitian yang dipakai adalah PTK. Sampel yang digunakan siswa SMA kelas XI, dengan materi momentum dan impuls. Penelitian ini diawali dengan pembelajaran sesuai RPP kemudian pada tahap konsolidasi siswa melakukan tournament menggunakan permainan physics hearts card. Dalam permainan semua siswa berpasangan mengerjakan soal dengan berdiskusi antar pasangana dan berdiskusi dengan pasangan lain saat membacakan jawabannya dalam satu tim. Pada akhir pembelajaran guru memberika tes evaluasi kepada semua siswa untuk mengetahui hasil belajar siswa dan kuisioner untuk mengetahui tanggapan siswa tentang metode pembelajaran yang diberikan. Hasil penelitian didapatkan 94 % siswa mendapat nilai = 7 untuk tes. Selain itu pada aspek afektif kelas mencapai batas kriteria yang ditentukan yaitu 70% siswa melakukan kegiatan kerjasama dengan baik.

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside Outside Circle Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa pada Materi Bilangan Bulat Kelas VII SMP

Latar belakang penelitian ini adalah (1) hasil belajar matematika siswa kelas VII rendah, (2) proses belajar mengajar tidak menggunakan model pembelajaran. Memecahkan permasalahan tersebut maka peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model PTK yang digunakan adalah model kemis dengan dilakukan dalam 2 siklus masing-masing 3 pertemuan dari 3 tahap yaitu, perencanaan, pelaksanaan dan observasi, refleksi. Variabel penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe IOC (variabel bebas), hasil belajar matematika(variabel terikat). Subjek penelitian adalah siswa kelas VII SMP N 1 Bringin sebanyak 32 siswa. Teknik pengumpulan data dengan tes dan non tes (observasi). Instrumen yang digunakan adalah observasi dan tes. Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif kompratif yaitu hasil tes antara siklus meliputi perbandingan prasiklus, siklus 1 dan siklus 2. Hasil penelitian menujukan bahwa penerapan model kooperatif tipe IOC dapat meningkatkan hasil belajar matematika yaitu ditunjukan dari ketuntasan 53% meningkat pada siklus 1 menjadi 75% dan pada siklus 2 meningkat lagi menjadi 91%. Hasil ini terjadi karena proses pembelajaran lebih aktif dan dapat percaya diri mengungkapkan pendapatnya sendiri.

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Neger

enis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan subyek siswa kelas VIII C dengan jumlah siswa 36. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus, dengan tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Rotating Trio Exchange dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Minat belajar mengalami peningkatan pada pra siklus, siklus1, dan siklus2. Terdapat 19,44% dengan kriteria kurang baik, 72,22%kriteria baik serta 8,33% sangat baik. Pembelajaran Siklus 1 yang dilaksanakan dengan mengunakan model Rotating Trio Exchange dapat dikatehui minat belajar siswa 13,89% dengan kriteria kurang baik, 69,44% baik serta 16,67% sangat baik. Berdasarkan data siklus1 maka dapat dilaksanakan ke tahap siklus2, diperoleh data minat belajar yaitu 11% dengan kriteria kurang baik, 75% baik serta 14% sangat baik. Hasil belajar mengalami peningkatan dengan kentuntasan klasikal yaitu 42% pra siklus, dan 67% siklus 1 pada Siklus 2 mengalami peningkatan ketuntasan 92%. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui siklus 2 mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus1, maka dapat di ambil kesimpulan bahwa minat dan hasil belajar meningkat dengan model pembelajaran Rotating Trio Exchange. Bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan model ini untuk meningkatkan minat dan hasil belajar pada mata pelajaran lain, hal ini untuk membuktikan model Rotating Trio Exchange tidak hanya bisa digunakan dalam mata pelajaran matematika saja tetapi pada semua mata pelajaran.

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas 7D SMP Negeri

enis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jenis penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini dilakukan oleh guru bekerjasama dengan peneliti (kolaborasi). Teknik pengumpulan data menggunakan tes. Adapun teknik analisis penerapan model pembelajaran kancing gemerincing dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif, untuk membandingkan pencapaian hasil belajar mulai dari pra siklus, siklus I , dan siklus II digunakan teknik analisis deskriptif komparatif. Penelitian ini terdiri atas 2 siklus setiap siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 7d SMP Negeri 1 Bancak yang berjumlah 29 siswa Pembelajaran dengan model kooperatif tipe kancing gemerincing dapat meningkatkan hasil belajar PKn SMP Negeri  kelas 7d semester 2 tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan hasil pada setiap siklus. Sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing atau pra siklus hanya 14 siswa dari 29 siswa yang tuntas atau 48,28%. Rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 62,9 dari nilai KKM = 70. pada siklus I menunjukan 62,07 % atau 18 siswa mendapat nilai diatas KKM =70 dan 37,93% atau 11 siswa mendapat nilai dibawah KKM = 70. Nilai rata-rata siswa 71,38, pada siklus II menunjukan 82,76 % atau 24 siswa mendapat nilai diatas KKM =70 dan 17,24% atau 5 siswa mendapat nilai dibawah KKM = 70 dan nilai rata-rata siswa 77,55. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar sebesar 82,76% Jadi penelitian ini dikatakan berhasil karena telah mencapai indikator keberhasilan 80%. Saran dalam penelitian ini diharapkan guru dapat menggunakan model pembelajaran kancing gemerincing untuk meningkatkan hasil belajar PKn dan menambah wawasan dan penguasaan guru terhadap model pembelajaran kooperatif.

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Divisions untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA bagi Siswa Kelas IV SDN

Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas IV SDN Pati Lor 05 pada mata pelajaran IPA pada kompetensi dasar mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud benda menunjukkan hasil yang kurang optimal. Dari 29 siswa yang mencapai nilai ketuntasan minimal (KKM= 80) baru 13 siswa atau sebesar 44,83% sedangkan siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan berjumlah 16 siswa atau sebesar 55,17%. Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk menjawab permasalahan di atas adalah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif STAD (Student Teams Achievement Divisions) dalam pembelajaran IPA. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement Divisions) pada siswa kelas IV SDN Pati Lor 05 Semester I Tahun Pelajaran 2013/2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subyek yang diteliti adalah siswa kelas IV SDN Pati Lor 05 sebanyak 29 siswa. Rencana tindakan yang penulis rencanakan untuk mengatasi masalah ketidaktuntasan nilai siswa pada mata pelajaran IPA adalah dengan melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan dua siklus, yaitu: siklus Idan siklus II. Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar IPA dengan menerapkan model kooperatif STAD (Student Team Achievement Divisions). Hal ini terlihat pada peningkatan: (1) ketuntasan belajar;pra siklus sebesar 44,83%, siklus I sebesar 72,41 %, dan siklus II sebesar 89,66%. (2) Rata-rata kelas;pra siklus sebesar 70,52,siklus I sebesar 79,31, dan siklus II sebesar 89,66. (3) Skor minimal; pra siklus 40, siklus I 50, dan siklus II 60. (4) skor maksimal;pra siklus 90, siklus I 100, dan siklus II 100. (4) Aktivitas siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan. Siswa akan menjadi lebih aktif, inisiatif, kosentrasi serta menumbuhkan kerjasama antar siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement Divisions) dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV SDN

Penerapan Model Pembelajaran Course Review Horey untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 3 SDN

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model PTK yang digunakan adalah model spiral dari Kemmis dan Mc Taggart yang dilaksanakan dalam 2 siklus, yang terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dan pengamatan, serta refleksi. Variabel penelitian ini menggunakan dua variable yaitu model pembelajaran GI dan hasil belajar matematika. Teknik pengumpulan data menggunakan non tes dan tes. Adapun instrumen penelitiannya dengan lembar pengamatan unjuk kerja siswa dan guru serta butir soal tes. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif komparatif yaitu perbandingan antar siklus dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi, diagram lingkaran dan perhitungan persentase. Dari hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas 3 SDN Winong 01 Semester 1 Tahun 2013-2014 dengan kompetensi dasar menentukan letak bilangan pada garis bilangan dan melakukan penjumlahan pengurangan tiga angka setelah menggunakan model pembelajaran CRH. Skor maksimal pada prasiklus yaitu 90, siklus I 100 dan siklus II 100. Skor minimal dari pra siklus yaitu 30, siklus I 50 dan siklus II sebesar 50. Skor rata-rata mengalami kenaikan pra siklus sebesar 62, siklus I sebesar 78 dan siklus II sebesar 85. Pembelajaran peningkatan hasil belajar dari pra siklus 37%, siklus I sebesar 77%, siklus II sebesar 94%. Jadi peningkatan hasil belajar yang diperoleh 90% melebihi indikator kata keberhasilan yang ditetapkan sebesar 80%. Dengan demikian PTK yang dilaksanakan telah berhasil. Mendasarkan pada hasil penelitian, maka disarankan bahwa guru agar menggunakan model pembelajaran CRH dalam pembelajaran matematika SD untuk KD menentukan letak bilangan pada garis bilangan dan melakukan penjumlahan pengurangan tiga angka agar terjadi perbaikan pembelajaran serta meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas 5 SDN

Latar belakang penelitian ini adalah perolehan ketuntasan siswa hanya 33 % yang masih jauh dari KKM yang telah ditetapkan. Padahal KKM dari materi Cara Makhluk Hidup Menyesuaikan Diri dengan Lingkungannya adalah 72.Menurut hasil pengamatan peneliti, rendahnya kemampuan itu di sebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : (1) pembelajaran masih didominasi oleh siswa yang pandai, (2) aktifitas siswa dalam pembelajaran masih kurang, (3) belum maksimalnya penerapan model pembelajaran. Adapun tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar IPA tentang Cara Makhluk Hidup Menyesuaikan Diri dengan Lingkungannya melalui model Contextual Teaching and Learning dengan kelompok belajar yang heterogin. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui dua siklus dan tiap-tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan tindakan, dan refleksi hasil pengamatan. Selain hasil pengamatan data yang diperoleh juga berasal dari nilai hasil tes pada kondisi pra siklus, siklus 1, dan siklus 2. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskripsi komparatif yaitu membandingkan ketuntasan kondisi pra siklus ( tuntas 33 %), siklus 1 ( tuntas 61 % ), siklus 2 ( tuntas 83 % )Berdasarkan tindakan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan kelompok belajar yang heterogen dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Klakahkasihan 01 Kecamatan Gembong Kabupaten Pati.Hasil observasi dari yang dilakukan teman sejawat menunjukkan penerapan model Contextual Teaching and Learning meningkatkan aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. Kenyataan ini dibuktikan dengan rata-rata hasil tes yang meningkat.Implikasi dari penggunaan model Contextual Teaching and Learning aktifitas siswa dan hasil belajar IPA siswa kelas 5 meningkat. Oleh karena itu model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan kelompok belajar yang heterogin dapat digunakan guru dalam pembelajaran.

Penerapan Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Mata Pelajaran Ekonomi Kompetensi Dasar Mengenal Jenis Produk dalam Bursa Efek untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri

Timbal balik antara siswa dan guru sangat diperlukan dalam proses pembelajaran di kelas. Hal tersebut dapat dicapai dengan penerapan metode yang tepat pada setiap pembelajaran, sehingga dapat menarik minat siswa untuk memberikan respon yang positif terhadap pelajaran. Kenyataan yang ada di lapangan, guru masih menggunakan metode ceramah sehingga kegiatan pembelajaran cenderung didominasi oleh guru, sedangkan minat dan aktivitas siswa di kelas rendah. Hal tersebut berdampak juga terhadap hasil belajar siswa yang rendah dan dibawah KKM. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan metode pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) model kooperatif tipe two stay two stray (TSTS) pada kompetensi mengenal jenis produk dalam bursa efek dapat meningkatkan aktivitas dan belajar siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri. Keberhasilan proses pembelajaran dinyatakan berhasil bila rata-rata aktivitas belajar siswa sudah mencapai skor lebih dari atau sama dengan 80%. Ketuntasan hasil belajar siswa minimal 80% dari keseluruhan siswa yang mengikuti tes yang telah mendapat nilai minimal 71. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas. Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Tiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data peneliti diperoleh dari instrumen tes dan non tes. Instrumen tes berupa soal kuis diakhir siklus I dan siklus II, sedangkan instrumen non tes berupa lembar observasi dan angket. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Hasil keberhasilan proses pada penelitian tindakan kelas ini adalah aktivitas siswa yang mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 72,29% menjadi 90,57% pada siklus II, sedangkan rata-rata ketuntasan belajar pada siklus I sebesar 72,5%, pada siklus II meningkat menjadi 87,5%. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) model pengajaran kooperatif tipe two stay two stray (TSTS) pada kompetensi dasar mengenal jenis produk dalam bursa efek dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1

Meningkatkan Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan 1-10 Melalui Media Permainan Lotto Angka pada Siswa di TK A

Penelitian Ini Dilakukan Dengan Metode Dokumentasi, Observasi Dan Wawancara Untuk Mengumpulkan Data Mengenal Lambang Bilangan Anak Dalam Proses Pembelajaran Di Kelas. Hasil Penelitian Menunjukkan Adanya Peningkatan Mengenal Lambang Bilangan Anak. Pada Siklus I Anak Yang Sudah Mendapatkan Kategori Berkembang Sesuai Harapan (Bsh) Sebanyak 7 Anak (50%) Dan Meningkat Pada Siklus Ii Sebanyak 12 Anak (85,72%) Sehingga Penelitian Ini Dapat Dikatakan Berhasil, Terbukti Pada Siklus Ii Mencapai 85,72% ˃ 80% Dari Indikator Keberhasilan. Hal Ini Menunjukkan Bahwa Permainan Papan Lotto Angka Terbukti Dapat Meningkatkan Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan 1-10 Anak Di Kelompok A

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok IPS Tentang Peninggalan Hindu di Indonesia Melalui Metode Tanya Jawab Kelas V Semester I Tahun

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok IPS Tentang Peninggalan Hindu di Indonesia Melalui Metode Tanya Jawab Kelas V Semester I Tahun

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping (Peta Pikiran) pada Pelajaran PKn Siswa Kelas XI TKR

Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa kelas XI SMK T&I Kristen Salatiga pada mata pelajaran PKn. Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang menarik bagi siswa. Dalam pembelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah dan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diperoleh. Dalam hal ini guru yang mendominasi kegiatan pembelajaran sedangkan siswanya pasif hanya duduk, diam dan mendengarkan penjelasan guru, sehingga siswa merasa jenuh dan bosan yang pada akhirnya tidak memperhatikan penjelasan guru serta siswa tidak dapat menjawab pertanyaan dari guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta Pikiran) pada siswa kelas XI SMK T&I Kristen Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas, terdiri dari dua siklus. Teknik mengumpulan data menggunakan tes dan observasi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI TKR SMK T&I Kristen Salatiga yang berjumlah 34 siswa laki-laki. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini yaitu 80% tuntas dan nilai rata-rata kelas lebih besar dari KKM yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu 72. Hasil penelitian menunjukan pada prasiklus hanya 20 (58,82%) siswa dari 34 siswa yang tuntas. Rata rata nilai yang diperoleh siswa yaitu 68,58 dari nilai KKM 72. Pada siklus I dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta Pikiran) terjadi peningkatan sebanyak 26 siswa (76,4%) yang mendapatkan nilai diatas KKM 72 dan 8 siswa (23,5%) mendapat nilai dibawah KKM 72. Nilai rata-rata siswa 70,5, dan pada siklus II menunjukan (91,1%) atau 31 siswa mendapat nilai diatas KKM 72 dan 8,9% atau 3 siswa mendapat nilai dibawah KKM 72 dan nilai rata-rata siswa 76. Menunjukan bahwa penelitian telah berhasil, dibuktikan dengan indikator pencapaian yang diharapkan oleh peneliti yaitu sebanyak 80% siswa tuntas dan rata-rata kelas lebih besar dari KKM 72. Disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran) dapat meningkatkan hasil belajar PKn